1
Konseling Gizi transtheoritical model dalam mengubah perilaku makan
dan aktivitas fisik pada remaja overweight dan obesitas
Iis Rosita
Alamat Korespondensi: Iis Rosita (iisrosita_70@yahoo.com) , alamat sekarang: Program Pascasarjana
Universitas Padjadjaran, Jl. Eijkman No.38 Bandung 40132)
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2013/03/pustaka_unpad_konseling_gizi_transtheoritical_model.pdf
KONSELING GIZI TRANSTHEORITICAL MODEL
DALAM MENGUBAH PERILAKU MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK
PADA REMAJA OVERWEIGHT DAN OBESITAS :SUATU KAJIAN LITERATUR
Iis Rosita1,2
, Dewi Marhaeni. DH 1,3
, Kuswandewi Mutyara 1,3
1Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran,
Bandung.
2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandun. 3Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran,
Universitas Padjadjaran, Bandung
Abstrak
Prevalensi obesitas pada anak dan remaja semakin meningkat dari tahun ke tahun baik
di dunia, di Asia maupun di Indonesia. Prevalensi obesitas di Indonesia menurut data Riset
Kesehatan Dasar tahun 2007, penduduk usia 15 tahun atau lebih adalah 10,3%, sedangkan
Jawa Barat prevalensi berat badan berlebih pada anak usia 6-14 tahun laki-laki 7,4% dan
perempuan 4,6 %. Tingginya angka obesitas pada usia remaja akan meningkatkan risiko
penyakit degeneratif pada usia dewasa. Faktor penyebab terjadinya obesitas pada remaja
sebagian besar disebabkan perilaku makan yang salah (tinggi energi, tinggi lemak, rendah
serat makanan) dan perilaku hidup (aktivitas fisik yang rendah). Konseling gizi merupakan
salah satu upaya untuk mengintervensi penderita overweight dan obesitas. Pelayanan
konseling gizi yang dilaksanakan baik di Rumah Sakit maupun di tempat- tempat pelayanan
kesehatan lainnya belum memperhatikan kesiapan klien dalam menerima informasi untuk
mengubah perilaku lama ke perilaku baru. Hal ini menyebabkan kurangnya motivasi klien
untuk mengubah perilakunya. Transtheoritical model (TTM) adalah salah satu teori yang
sering digunakan dalam intervensi untuk mengubah perilaku dalam bidang kesehatan dan diet.
Konseling gizi yang dilakukan dengan pendekatan TTM yang terdiri dari 6 tahapan
(precontemplation, contemplation, preparation, action, maintenance, relaps), diharapkan
dapat lebih efektif dalam mengintervensi penderita overweight dan obesitas. Penulisan
artikel ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konseling gizi dengan pendekatan
transtheoritical model terhadap perilaku makan dan aktivitas fisik pada remaja overweight
dan obesitas. Penulisan artikel ini merupakan sebuah kajian literature. Hasil kajian ini
menunjukan bahwa konseling gizi yang intensif berpengaruh terhadap perilaku makan dan
aktivitas fisik pada remaja overweight dan obesitas. Kajian ini juga menunjukan afektifitas
transtheoritical model dalam mengubah perilaku makan/diet dan aktivitas fisik pada obesitas.
Berdasarkan kajian tersebut diharapkan para konselor gizi dalam memberikan konseling
hendaknya memperhatikan kesiapan klien dalam mengubah perilaku makan maupun perilaku
hidupnya (aktivitas fisik), sesuai dengan tahap-tahapan yang ada dalam transtheoritical
model.
Kata Kunci : Konseling gizi, transtheoritical model, perilaku makan, aktivitas fisik, remaja,
overweght, obesitas
2
NUTRITION COUNSELING TRANSTHEORETICAL MODEL IN CHANGING OF
EATING AND PHYSICAL ACTIVITY BEHAVIOR IN OVERWEIGHT AND
OBESITY ADOLESCENT: A LITERATURE REVIEW
Iis Rosita1,2, Dewi Marhaeni. DH1,3, Kuswandewi Mutyara1,3
1
The Graduate Master Program of Public Health Sciences Faculty of Medicine, University of Padjadjaran
Bandung.2 Government General Hospital Dr. Hasan Sadikin Bandung. Department of Community Health
Sciences, Faculty of Medicine. Padjadjaran University Bandung
Abstract
The prevalence of obesity in children and adolescents has been increasing year by year
in the world, in Asia and in Indonesia. The prevalence of obesity in Indonesia, according to
data from Health Research Association in 2007, the population aged 15 years or older was
10.3%, while the West Java overweight prevalence among children aged 6-14 years and men
7.4%, women 4.6%. The high rates of obesity in adolescence increases the risk of
degenerative diseases in adulthood. The causes of obesity in teenagers is largely due to the
wrong eating behavior (high-energy, high-fat, low-fiber diet) and life behavior (low physical
activity). Nutritional counseling is an effort to intervene in overweight and obese patients.
Nutrition counseling services are conducted in a hospital or other health care sites have not
shown readiness clients in receiving the information to change old behaviors to new
behaviors. Transtheoritical Model (TTM) is one of the theories that are often used in
interventions to change behavior in health and diet. Nutritional counseling approach with
transtheoritical model (TTM) consists of 6 stages (precontemplation, contemplation,
preparation, action, maintenance, relapse), is expected to be more effective in intervene
overweight and obese patients. This article aims to determine the effect of nutritional
counseling with a transtheoritical model approach to eating behavior and physical activity in
overweight and obese adolescents. This article is a review of the literature. The results of this
study showed that intensive nutritional counseling effect on eating behavior and physical
activity in overweight and obese adolescents. This study also demonstrated effectiveness of
transtheoritical model in changing eating/diet behavior and physical activity on obesity. Based
on the study is expected to provide nutritional counselors should keep in readiness counseling
clients in eating behavior and behavioral change his life (physical activity), it has been doing
according to the stages in the transtheoritical model.
Keywords: nutrition counseling, transtheoritical model, eating behavior, physical activity,
adolescents, overweight, obesity
Pendahuluan
Obesitas kini dinyatakan oleh World Health Organization (WHO) sebagai epidemi global,
serta menjadi suatu masalah kesehatan yang harus segera ditangani. Penelitian yang
dilakukan di Malaysia akhir-akhir ini menunjukkan bahwa prevalensi obesitas mencapai 6,6%
untuk kelompok umur 7 tahun dan 13,8% pada kelompok umur 10 tahun. Penelitian di Cina,
kurang lebih dari 10% anak sekolah mengalami obesitas, sedangkan di Jepang prevalensi
obesitas pada anak umur 6-14 tahun berkisar antara 5 sampai 11%. Prevalensi obesitas di
Indonesia menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, didapatkan bahwa prevalensi
berat badan berlebih anak berusia 6–14 tahun pria 9,5% dan perempuan 6,4%. Prevalensi
nasional obesitas pada penduduk usia 15 tahun atau lebih adalah 10,3%. Di Jawa Barat
prevalensi berat badan berlebih pada anak usia 6-14 tahun pria 7,4% dan perempuan 4,6 %.6
Survei obesitas yang dilakukan pada anak remaja siswa/siswi SLTP di Yogyakarta
menunjukkan bahwa 7,9% remaja di perkotaan dan 2% remaja di daerah pedesaan
mengalami obesitas.
Obesitas didefinisikan sebagai peningkatan jumlah energi yang ditimbun sebagai lemak
akibat adaptasi yang salah. Obesitas dapat terjadi karena berbagai faktor, yaitu interaksi antara
genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktivitas, gaya hidup, sosioekonomi, dan asupan zat
gizi. Terjadinya obesitas secara umum berkaitan dengan keseimbangan energi dalam tubuh.
Keseimbangan energi ditentukan oleh asupan energi yang berasal dari zat gizi penghasil
energi yang meliputi karbohidrat, lemak, protein; serta kebutuhan energi yang ditentukan oleh
kebutuhan energi basal, aktivitas fisik, dan thermic effect of food, suatu energi yang
diperlukan untuk mengolah zat gizi menjadi energi.
Obesitas yang timbul pada masa anak dan remaja bila berlanjut pada usia dewasa, akan
sulit diatasi secara konvensional (diet dan olah raga). Obesitas pada remaja tidak hanya akan
menimbulkan masalah kesehatan dikemudian hari, akan tetapi juga membawa masalah
terhadap kehidupan sosial dan emosi yang cukup berarti bagi remaja. Penelitian Thon chang
Chang at.al di Sarawak Malaysia menunjukan bahwa penderita kelebihan berat badan/obesitas
merasa malu dan frustasi karena penampilan yang jelek serta adanya stigmatisasi dan
deskriminasi dari lingkungan sekitar.
4
Konseling gizi adalah suatu bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk
menolong individu dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya dan
permasalahan yang dihadapi. Informasi yang diperoleh dari konseling gizi diharapkan dapat
membantu individu dan keluarga untuk mengambil langkah-langkah dalam mengatasi
masalah gizinya termasuk perubahan pola makan serta memecahkan masalah terkait gizi ke
arah kebiasaan hidup sehat.
Konseling gizi pada saat ini masih dilaksanakan secara
konvensional yaitu dengan melakukan anamnesis makanan, pengkajian masalah gizi,
menentukan masalah gizi dan intervensi gizi dengan menentukan jumlah dan jenis makanan
yang harus dikonsumsi, kemudian dikomunikasikan kepada klien tanpa memperhatikan
kesiapan klien dalam menerima informasi dan intervensi.
Pelayanan konseling gizi di pusat-pusat pelayanan kesehatan seperti Rumah sakit dan
Puskesmas belum begitu memperhatikan kesiapan klien/pasien dalam menerima
informasi/rekomedasi diet yang harus dilaksanakan. Dampak yang muncul dengan metode
konseling tersebut adalah kurangnya motivasi klien untuk datang kembali berkonsultasi untuk
mengatasi masalah gizinya.
Transtheoritical model (TTM) adalah teori yang menilai kesiapan individu untuk
bertindak/berperilaku sehat, dan membuat strategi-strategi atau proses-proses perubahan
untuk membantu individu melalui tahapan perubahan ke tahap aksi dan pemeliharaan.
Tahapan dalam TTM meliputi precontemplation (tidak siap), contemplation (persiapan),
preparation, action, maintenance dan relaps (kekambuhan). TTM sudah terbukti efektif
dalam perilaku diet dan manajemen berat badan. Menurut teori ini, individu yang paling
mungkin untuk mengalami kesuksesan dalam mengubah perilaku bila dilakukan dalam
strategi yang sesuai dengan tahap kesiapan untuk berubah. Penelitian Frenn & Malin dalam
Leaslie Spencer tahun 2007 membuktikan bahwa persentase lemak dalam makanan
berkurang secara bermakna pada seluruh tahapan , sementara akses terhadap keinginan untuk
diet rendah lemak meningkat pada setiap tahapan. Akses terhadap olah raga juga meningkat
secara bermakna pada seluruh tahapan.
Kajian literatur ini bertujuan untuk mengetahui apakah konseling gizi yang dilakukan dengan
pendekatan transtheoritical model akan mengubah perilaku makan dan aktivitas fisik pada
remaja yang overweight dan obesitas ?
Hasil dan Pembahasan
Prevalensi obesitas anak mengalami peningkatan di berbagai negara termasuk di
Indonesia. Tingginya prevalensi obesitas anak disebabkan oleh pertumbuhan urbanisasi dan
perubahan gaya hidup seseorang. Obesitas pada masa anak dapat meningkatkan kejadian
diabetes mellitus (DM) tipe 2. Selain itu, juga berisiko untuk menjadi obesitas pada saat
dewasa dan berpotensi mengakibatkan gangguan metabolisme glukosa dan penyakit
degeneratif seperti penyakit jantung, penyumbatan pembuluh darah dan lain-lain.
Penelitian Stettler N, at all dalam Ratu ayu 2011menyatakan bahwa beberapa faktor
penyebab obesitas pada anak antara lain asupan makanan berlebih yang berasal dari jenis
makanan olahan serba instan, minuman soft drink, makanan jajanan seperti makanan cepat
saji (burger, pizza, hot dog) dan makanan siap saji lainnya yang tersedia di gerai makanan.
Faktor penyebab obesitas lainnya adalah kurangnya aktivitas fisik baik kegiatan harian
maupun latihan fisik terstruktur. Faktor risiko utama yang menyebabkan obesitas adalah
faktor perilaku yaitu pola makan yang tidak sehat ditambah dengan konsumsi serat (buah dan
sayur) tidak mecukupi, aktivitas fisik yang kurang , dan merokok. Penelitian Ratu ayu 2011
menunjukan responden yang tidak rutin berolahraga memiliki risiko obesitas sebesar 1,35
kali dibandingkan dengan responden yang rutin berolahraga.
Konseling gizi yang intensif dan terstruktur dapat membantu klien dalam mengubah
perilaku, dari perilaku yang salah ke perilaku yang benar. Konseling gizi yang dilakukan
terhadap remaja overweight dan obesitas diharapkan dapat merubah pola dan kebiasaan
makan yang tinggi energi, tinggi lemak jenuh dan rendah konsumsi serat, serta meningkatkan
aktifitas fisik. Penelitian yang dilakukan oleh Podojoyo dkk di Palembang, menunjukan
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,001) untuk asupan makanan dengan berat
badan pada remaja overweight dan obesitas setelah dilakukan konseling gizi.
Hasil kajian yang dilakukan oleh American Dietetic Association (ADA) antara Juli 2007
dan Maret 2008 menunjukkan bahwa, penerapan teori perilaku dan teori perilaku berbasis
kognitif (CBT) sangat efektif untuk memfasilitasi klien dalam modifikasi diet, target
penurunan berat badan, serta klien diabetes melitus komplikasi kardiovaskuler. Berbagai
upaya dan intervensi telah dilakukan untuk mengatasi dan menurunkan prevalensi dan faktor
6
resiko obesitas pada remaja, diantaranya penelitian Bibeau 2008 yang meneliti anak-anak di
Amerika dan Afrika. Menurut Bibeau, Intervensi dengan manajemen kasus melalui
pendekatan transtheoritical model efektif untuk mengatasi obesitas. Penelitian Tuah di
London telah membuktikan keefektifan pendekatan transtheoritikal model untuk
mengintervensi pasien obesitas dengan mengkombinasikan pengaturan diet dan aktivitas fisik.
Simpulan dan Saran
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan bahwa banyak faktor yang menjadi penyebab
overweight dan obesitas pada remaja, diantaranya karena tingginya asupan makanan fast food
yang mengandung kalori tinggi dan lemak tinggi, serta rendahnya asupan serat makanan dan
aktivitas fisik. Konseling gizi merupakan salah satu upaya untuk mengintervensi remaja yang
overweight dan obesitas melalui pengaturan makanan/diet sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi klien serta peningkatan aktivitas fisik. Transtheoritical model terbukti efektif dalam
mengubah perilaku makan/diet dan aktivitas fisik pada penderita obesitas. Pemberian
konseling gizi dengan pendekatan transtheoritical model yang memperhatikan kesiapan klien
untuk menerima informasi dan mengubah perilaku makannya akan lebih efektif. Diharapkan
kepada para konselor gizi, dalam memberikan konseling, teknik dan informasi yang diberikan
disesuaikan dengan kesiapan klien dan kriteria klien berdasarkan tahapan pada
transtheoritical model.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya
penulisan artikel ini yaitu Dr. Dewi Marhaeni. DH., drg., MSi. Dan Kuswandewi Mutyara.dr.
MSc.selaku dosen pembimbing.
7
DAFTAR PUSTAKA
Apriliyanti. Hubungan Pengetahuan Gizi, Pola Konsumsi Makanan Sumber Serat dan
Konsumsi Serat pada Remaja [tesis] Universitas Diponegoro semarang; 2007
Bibeau, Moore, Caudill,Topp. Case Study of a Transtheoretical Case Management Approach
to Addressing Childhood Obesity. Journal of Pediatric Nursing. No 2.Vol 23 (April).
2008; hlm. 92 -99
Cornelia, EditS, Hera N, Irfanni A, Rita R, Sri Iwaningsih, dkk . Penuntun Konseling
Gizi.PERSAGI. Cetakan ke-2. Jakarta: PT Abadi; 2011
Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Depkes RI; 2007.
Fatimah S N,Terapi Diet dan Aktivitas Fisik pada Penanggulangan Obesitas. Dalam: Soegih
R, Wiramihardja KK, penyunting. Obesitas: permasalahan dan terapi praktis. Jakarta:
CV Sagung Seto; 2009. hlm. 9–18
Goodman Elizabeth. Socioeconomic Factors Releted to Obesity in Children and Adolescent.
In Elissa J & Ric G. (Ed). Handbook of Childhood and Adolescent Obesity. 2008
Leslie Spencer, W. Christopher, Moyle Sheila and Adams Troy. The transtheoretical model as
applied to dietary behaviour and outcomes. Nutrition Research Reviews.2007; (20)
hlm. 46–73
Mahdiah, Hamam Hadi, Susetyowati. Prevalensi Obesitas dan Hubungan konsumsi Fast Food
dengan Kejadian Obesitas pada Remaja SLTP Kota dan Desa di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jurnal Gizi klinik Indonesia.Yogyakarta; 2004;1(2): hlm. 77-84
Padmiari IAE , Hamam Hadi. Konsumsi Fast food Sebagai Faktor Risiko
Obesitas pada Anak Sekolah Dasar. Medika ; 2003. 29(3): hlm. 159-165.
Podojoyo, susyani, Nuryanto, Konseling Gizi Terhadap Penurunan Berat Badan Remaja
Overweight dan Obesitas di Kota Palembang. Jurnal Pembangunan Manusia.
Palembang; 2008.
Snetselaar Linda G, Nutrition Counseling Skills for the Nutrition Care Proces. Fourth Edition.
Lowa City: Jones and Batlett ;2009.
Spahn JM, Reeves RS, Keim KS, Laquatra I, Kellogg M, Jortberg B.State of the evidence
regarding behavior change theories and strategies in nutrition counseling to facilitate
health and food behavior change.
Nutrition Evidence Library. Center for Nutrition
Policy and Promotion. Journal of the American Dietetic Association .2010 : 751-758
Tanigoshi H, Anthony P. Kontos, Theodore P. RemleyJr. The Effectivitineness of I dividual
Wellness Counseling on the Wellness of Law Enforcment Officers. Juurnal of
Counceling & Development. 2008. (86) 64-74
Tuah N.A.Transtheoretical model for dietary and physical exercise modification in weight
loss management for overweight and obese adults. The Cochrane Collaboration.
JohnWiley & Sons Ltd; 2011
Van Der Veen, Juul, Bakc C,Van Den Hugen H, Verheijden M, Van Den Bosch W, et all.
Stage-matched nutrition guidance for patientsat elevated risk for cardiovascular
disease:A randomized intervention study in family practice The Jounal of family
Practice, September 2002; hlm. 751-758
Wiramihardja KK.
Memodifikasi Perilaku Makan dan Aktivitas Fisik untuk Menurunkan
Berat Badan.Dalam: Soegih R,
Wiramihardja KK, penyunting. Obesitas:
permasalahan dan terapi praktis. Jakarta: CV Sagung Seto; 2009. hlm. 71–84.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar